Batu Permata

05Sep13

Perbedaan antara batu biasa dengan batu permata adalah keindahan, daya tahan, keunikan dan kelangkaan yang menjadi ciri khas batu permata serta reflect terhadap cahaya hingga memancarkan warna yang indah. Batu permata lepasan merupakan mineral yang berbentuk batu yang kasar yang didalamnya bercacat kristal yang berada di bawah permukaan bumi. Batu-batu permata memiliki komposisi kimia dan struktur atom yang dapat membedakan batu-batu permata satu sama lain.

Spesialis ahli dalam memoles dan cutting sangat di butuhkan untuk dapat menonjolkan keindahan batu permata. Ia juga harus hati-hati mempertimbangkan batu dari kekerasan, pengusiran, birefringence, perpecahan, flaws dan inclusions. Potongan yang digunakan tergantung pada apakah batu permata berwarna, transparan, buram, atau terang dan apakah permainan warnanya kuat atau kemilau dan apakah itu batu cat eye atau starr.

mm_posy_batu_permata_23

Batu Permata

Hasil dari cutting cabochon yaitu permukaannya halus dan berbentuk bulat atau garis luar yang melengkung. Cutting cabochon sering di gunakan untuk batu permata yang mempunyai warna yang transparent –opaque-, jelas –translucent-, mempunyai warna yang kuat atau mempunyai efek mata kucing –cat eye- atau bintang –star-. Ahli cutting brilliant menghasilkan banyak aspek seperti permukaan rata, permukaan halus dan biasanya digunakan untuk batu permata –gemstone- yang transparan seperti berlian –diamond- karena mempunyai komposisi dan kilau cahaya yang optimal. Langkah cutting yang di gunakan untuk gems seperti rubies mempunyai fitur penting yaitu warna.

Cahaya yang berkilauan pada batu permata –gemstone- adalah cahaya yang berasal/terpancar dari permukaan. Batu permata lepasan -loose gemstone- mempunyai cahaya yang berkilauan seperti kaca –vitreous-. Berarti jumlah bias cahaya yang dapat melengkung pada batu permata –gemstone- disebut sebagai refractive index (RI) dan dapat diukur dengan refractometer. Sedangkan perbedaan antara minimum dan maximum RI disebut bias ganda –birefringence- batu permata.

Sebuah Batu permata –gemstone- secara relatif harus keras dan cukup tahan terhadap perubahan kimia. Karena keras dan daya tahan merupakan salah satu karakteristik utama yang digunakan untuk menentukan kualitas batu permata –gemstone-. Rongga-rongga yang berbentuk serat atau serabut pada batu permata –gemstone-, contohnya seperti pada shappire yang diberi cahaya akan merespon cahaya itu dan membuat membuat efek bintang –star-. Enam (6) bias sinar bintang –star- yang dihasilkan shappire akan menghasilkan 3 serat yang sejajar. Spesialis –cutting- juga terkadang dapat membuat duabelas(12) bias sinar bintang –star- pada sapphire. Nilai batu permata ditentukan oleh jenis, warna, kejelasan, ukuran, kelangkaan, popularitas dan berat. Batu permata dihitung dalam satuan carats –seperlima dari satu gram-.  Batu Permata


Loro Blonyo merupakan patung yang berujud sepasang pengantin jawa yang menggunakan pakaian adat jawa dengan atribut lengkap, menggunakan beskap untuk pengantin pria dan basahan untuk pengantin putri. Pada awalnya patung Loro Blonyo ber-bentuk pengantin jawa dengan posisi duduk, namun seiring perkembangan jaman dan perkembangan seni-rupa kontemporer, patung Loro Blonyo mengalami proses perubahan bentuk. Ada yang berdiri dan ditambah aplikasi lain-lainnya, namun dalam perubahan bentuk tersebut patung Loro Blonyo tetap memperhatikan pakemnya yaitu sepasang pengantin jawa dan bentuk pasangan pengantin jawa tersebut adalah pakem dari patung tersebut, mengenai busananya menyesuaikan daerah setempat, yaitu gaya pakaian adat Jawa gaya Surakarta ataupun gaya kraton Yogyakarta.

Harmoni Loro Blonyo

harmoni-loro-blonyo

Dalam menggambarkan suatu fenomena budaya, orang Jawa senantiasa terlingkupi oleh pengaruh alam semesta yang bersifat material maupun yang tidak kasad mata. Demi-kian-lah visualisasi Loro blonyo terbuat dari sepasang patung dibuat dari bahan kayu, atau tanah liat, yang terdiri dari patung seorang perempuan –rara– yang didampingi seorang laki-laki dengan mengenakan busana perkawinan adat Jawa, gaya basahan dalam posisi duduk yang penempatannya pada rumah joglo, yaitu tepatnya di senthong tengah, atau di sebelah kanan, dan kiri krobongan yang berfungsi simbolis bagi pemiliknya (Darsiti, 1989: 208; Santoso, 2000: 88). Patung loro blonyo yang ditempatkan di senthong tengah rumah tradisional Jawa, keberadaannya tidak terlepas dengan konteks kosmologi Jawa. Kosmologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani cosmos dan logos. Cosmos artinya susunan atau keteraturan; logos artinya telaah atau studi. Istilah cosmos sering dilawankan dengan kata chaos yang artinya keadaan kacau balau (Siswanto, 2005: 1).

Menurut catatan sejarah, patung Loro Blonyo sudah ada sejak zaman kepemimpinan Sultan Agung di kerajaan Mataram pada 1476. Perwujudan Hinduisme yang kemudian di-modifikasi agar lebih universal, dari Dewi Sri ke patung sepasang pengantin. Awal-Mula kepemilikan Loro Blonyo berkaitan erat dengan kultur dan budaya. Hanya kaum Priyayi yang memilikinya. Dalam rumah joglo, patung Loro Blonyo akan diletakkan di sentong atau bagian rumah tengah, bagian yang dianggap sebagai wilayah pribadi suami dan istri.

kepercayaan Jawa sebagai kelengkapan ritual

kepercayaan-djawa-sebagai-kelengkapan-ritual

Patung ini merupakan salah satu kelengkapan dari unsur-unsur lainnya yang biasa ditempatkan di ruang senthong tengah yang sakral, lazimnya digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan ritual adat Jawa (Sunyoto, 1995: 24; Widayat, 1988: 84). Gaya pakaian basahan yang dihiaskan pada patung laki-laki adalah kuluk kanigara, sabuk, keris, gelang kelat bahu naga, dodot, timang, korset dan sumping ron. Asesoris yang dihiaskan pada patung perempuan adalah mentul, jungkat pananggalan, sangsangan tanggalan sungsun telu, sumping, kelat bahu naga, kemben, setagen, kamus, timang dan kain yang dikenakan keduanya adalah batik klasik tradisional (Guntur, 2000: 145-148; Setyawan, 2001: 45).

Nilai filosofi patung Loro Blonyo merupakan ekspresi simbolisme mitos Dewi Sri dan Raden Sadono dalam sistem kepercayaan masyarakat Jawa, dimana keterkaitan mitos Dewi Sri dan Raden Sadono dalam hubungannya dengan ritual kesuburan bagi masyarakat Jawa yang tergambar dalam  ekpresi visualisasi patung Loro Blonyo yang ada dalam sistem kepercayaan masyarakat Jawa. Keterkaitan ritual kesuburan dengan Dewi Sri dan Raden Sadono sangat dipengaruhi oleh mitologi dan kosmologi Jawa, dimana keberadaan Dewi Sri dan Raden Sadono dalam cara pandang orang Jawa diyakini sebagai konstruksi pemahaman asal-usul manusia yang harus dihormati sebagai leluhur Jawa. Kesuburan merupakan ritual sistem kepercayaan Jawa yang diyakini berasal dari serba pasangan yang kemudian mendatangkan dampak kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup.

Figur patung Loro Blonyo tersebut dalam kepercayaan Jawa sebagai kelengkapan ritual yang diletakkan di sentong tengah pada dalem dalam konteks rumah tradisional Joglo milik bangsawan atau priyayi.  Makna patung Loro Blonyo lebih merupakan sebuah pasangan oposisi binair yang saling melengkapi satu sama lain atau dwi-tunggal. Dalam konteks pandangan Jawa patung sepasang yang menggambarkan pengantin tersebut sebagai cerminan penyatuan yang mendatangkan kesuburan dan kemakmuran, kesuburan di sini dalam arti re-produksi biologis pada manusia dan juga kesuburan tanaman.

simbolisme mitos Dewi Sri dan Raden Sadono

simbolisme-mite-dewi-sri-dan-raden-sadono

Dengan demikian makna Loro Blonyo dalam budaya Jawa lebih bersifat interpretasi simbolik bagi masyarakat pendukung-nya terutama kalangan agraris. Konsep ritual yang merupakan bentuk penghormatan kepada Yang Widi dengan memberikan sesaji sebagai pengurbanan yang dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur. Mitos Dewi Sri dan Raden Sadono yang tercermin dalam simbolisme Loro Blonyo adalah merupakan salah satu kelengkapan ritual kesuburan di senthong tengah dalam pandangan budaya Jawa yang terkait dengan kosmologi masyarakat pendukungnya.

Terdapat beberapa makna dan mitos yang ada pada Boneka Loro Blonyo. Loro Blonyo bisa diartikan sebagai simbol kemakmuran yang berkesinambungan atau terus-menerus. Masyarakat dahulu-kala percaya bahwa meletakkan Loro Blonyo di rumah dapat memberikan pengaruh atau sugesti postif ter-hadap keluargaa. Saat ini Loro Blonyo tidak lagi dianggap hanya sekedar mitos. Dimana patung Loro Blonyo ternyata tidak hanya di-nikmati oleh masyarakat saja namun juga disukai oleh mancanegara, banyak turis yang kemudian meng-koleksi Patung Loro Blonyo. Pengakuan beberapa pasangan yang memiliki patung Loro Blonyo mengaku merasakan sugesti positif terhadap kehidupan rumah-tangga.   Harmonisasi Loro Blonyo


Menyimak buku kenangan remaja-remaja SMP dan mungkin juga SLTA yang lulus sekolah, yang berisikan biodata, cita-cita dan kata-kata kenangan, hampir dipastikan dapat membuat ter-senyum. Pasalnya, di antara cita-cita dan kata-kata kenangan yang tertulis mungkin saja berisi keinginan menjadi pasangan artis ternama. Terlepas dari kelucuan yang disengaja, bagi banyak individu menemukan pasangan yang didambakan dan hidup dalam pernikahan merupakan sesuatu yang sangat berarti,  dengan harapan melalui pernikahan tersebut akan memperoleh kebahagiaan.

a-ffec-tion

Namun, antara cita-cita dan kenyataan bisa saja berbeda. Pernikahan yang menjadi dambaan, setelah ber-langsung sekian lama ternyata justru dapat menjadi neraka. Banyak ditemukan pasangan yang benar-benar bahagia dalam pernikahan yang panjang, tetapi tak jarang juga ditemukan pernikahan yang kandas di tengah jalan, alias ber-cerai. Perceraian dengan frekuensi yang cukup tinggi, khususnya dikalangan selebriti bagaimanapun juga merupakan pengalaman yang sangat menyedihkan bagi yang mengalaminya. Baron & Byrne -1994- dalam bukunya yang berjudul Social Psychology memaparkan temuan para peneliti tentang dampak nyata perceraian.

Fischman menemukan adanya penderitaan emosional yang dialami baik laki-laki maupun perempuan yang pernikahannya kandas di tengah jalan. Individu-individu tersebut mengalami rasa kesepian yang parah, depresi dan perasaan marah yang relatif menetap. Beberapa peneliti lain bahkan mendapati akibat yang lebih menyedihkan pada anak-anak dari pasangan yang gagal dalam pernikahannya, anak-anak tersebut me-respon dengan perasaan yang sangat negatif, memiliki self-esteem rendah -merasa tak berharga-, rasa cemas dan tak berdaya yang berlebihan yang apstinya smua hal tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam relasi sosial serta prestasi akademik.

up-per-cap-tive

Di sisi lain, survei-survei yang membahas tentang kebahagiaan dalam beberapa dekade menunjukkan hasil yang secara konsisten bahwa pria dan wanita yang menikah akan lebih bahagia daripada yang tidak pernah menikah ataupun yang mengalami perceraian. Gambaran semacam ini dapat menjadi cermin betapa tiap pasangan menikah sangat membutuhkan informasi bagaimana mengelola hubungan dalam pernikahan agar pernikahan tersebut nantinya dapat di-rajut dalam keabadian.

Ketika suatu pasangan menikah mengakhiri suatu hubungan, yang paling sering dikemukakan sebagai alasan adalah “tidak ada lagi kecocokan” atau secara implisit dinyatakan adanya keberadaan pihak ket-tiga -wil dan pil-. Pada dasarnya ada beberapa tipe sumber masalah dalam pernikahan yang diantaranya adalah konflik yang khas dalam relasi pria dan wanita, menemukan ke-tidak-cocok-an dan rasa kebosanan yang menyelimuti pernikahan.

Berdasarkan survei terhadap ribuan responden ditemukan bahwa para wanita pada umumnya merasa sedih bila pasangannya tidak ber-sungguh-sungguh men-cintai dan me-lindungi secara gentle, sedangkan para pria akan merasa sedih bila pasangannya menolak seksualitas-nya dan meng-abaikan. Penelitian lain menemukan bahwa karakteristik tertentu dapat memicu konflik, seperti emosi yang tidak stabil, tidak sensitif –unpercaptive-, dan juga yang dalam hubungan takut merasa di-manipulasi -mudah menjadi curiga-.

Perasan negatif yang sering timbul pada pasangan yang menemukan beberapa perbedaan dalam sikap, nilai-nilai hidup dan pilihan lainnya. Kurangnya mendalami persamaan yang ada di samping perbedaannya. Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang cinta-nya ber-tipe passionate  -lebih bersandar pada emosi-.

e-mo-tion

Idealnya, pada awal hubungan tiap pasangan sudah saling mengenali perbedaan maupun persamaan yang ada. Namun, perbedaan kadang-kadang muncul kemudian tanpa ada kesempatan untuk meng-antisipasi. Misal ketika salah satu pasangan ber-pindah keyakinan, memilih dogma politik yang kemudian berbeda, mengalami masalah obat-obatan dan narkotika, atau menemukan minat tinggi terhadap kehidupan di luar rumah dan sebagainya.

Bagi sebagian individu, menjalin hubungan dalam jangka panjang dapat dirasa membosankan. Ada pasangan yang memutuskan untuk ber-pisah hanya diakrenakan terjadi ke-bosanan satu sama-lain. Untuk menghindari kebosanan, seperti yang telah diketahui, sekali waktu tiap pasanagan sangat perlu mencari stimulasi baru dalam bentuk rekreasi, makan malam spesial, saling berbagi hobi baru, memperbaharui praktek  hubungan seksual dan sebagainya.

Dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang ada, pasangan-pasangan akan mengembangkan kelekatan satu sama lain. kelekatan tersebut ber-beda-beda antara pasangan satu dengan pasangan yang lain. Tipe kelekatan ini akhirnya yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah hubungan pernikahan. Hazan & Shaver (Baron & Byrne, 1994; Deaux et.al. 1993) memaparkan adanya tiga tipe kelekatan, yakni avoidant -tidak nyaman dalam kedekatan dan atau keintiman dan kurang percaya terhadap pasangan-, anxious-ambivalent -mempersepsi pasangan terlalu jauh, tidak mencintai dan ingin meninggalkan-, dan secure -kesiapan untuk berhubungan erat, merasa nyaman bergantung terhadap pasangan, dan tidak ada ke-khawatir-an bahwa pasangan akan meninggalkan-. dan menurut penelitian dari tiga tipe kelekatan tersebut, ternyata hanya yang bertipe secure yang memungkinkan pasangan untuk membina hubungan jangka-panjang, bertanggung-jawab dan puas dalam menjalani hubungan pernikahan.

Beberapa hal lain yang diketahui dapat mempengaruhi kegagalan dalam pernikahan di antaranya adalah penghasilan rendah atau tidak stabil, pendidikan tidak seimbang, pengalaman per-cerai-an sebelumnya, neurotisme, harapan akan hubungan yang tidak realistis, kurangnya cumbu-rayu, keinginan untuk mandiri, kebutuhan ber-kuasa yang terlalu tinggi pada pria, kebutuhan berprestasi yang juga terlalu tinggi pada fihak wanita, dan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

se-cu-re

Dua orang peneliti, Lauer & lauer, dalam pemantauan terhadap 351 pasangan yang telah melewati 50 tahun masa pernikahan, menemukan resep pernikahan yang abadi 351 pasangan tersebut adalah persahabatan, komitmen, kesamaan dan perasaan positif. Pasangan-pasangan tersebut berpandangan bahwa pernikahan merupakan komitmen jangka panjang dan bersifat sakral. Mereka ingin hubungan pernikahan tersebut berhasil. Bagi pasangan tersebut pernikahan penting untuk stabilitas sosial. Pasangan-pasangan tersebut juga memiliki satu tujuan yang sama, sepakat dalam falsafah hidup, sepakat dalam hal bagaimana harus menunjukkan afeksi -perasaan kasih-sayang-, dan juga -se-faham dalam memandang kehidupanan seks. Pasangan yang abadi hingga akhir hayat akan menganggap pasangannya sebagai sahabat terbaiknya, saling menyukai dan melengkapi sebagai pribadi, merasa bahwa pasangannya akan semakin menarik dan bangga akan prestasi pasangannya.

Terlalu banyak faktor yang dapat menjadi sumber masalah dalam pernikahan, dan siapa-pun tak akan lepas dari kemungkinan mengalami-nya. Bagaimanapun, kebahagiaan pernikahan merupakan sendi paling penting untuk membentuk masyarakat yang sehat. Setiap individu ber-tanggung-jawab untuk mengusahakan hubungan yang harmonis ter-jadi dalam tiap rumah-tangga, terutama dalam rumah-tangga-nya masing-masing. Banyak hal yang perlu dipelajari dalam usahan untuk dapat meraih kebahagiaan dalam pernikahan. Dimana kebahagiaan tersebut tidak-lah mungkin dapat diraih secara instan. Seperti pelajaran penting yang dapat diambil dari para pasangan yang mampu mempertahankan pernikahan adalah mereka memiliki komitmen yang kuat. Hal lain yang cukup penting adalah adanya kesamaan dalam tujuan, kesamaan dalam falsafah hidup, prinsip-prinsip hidup dalam hal bagaimana harus menunjukkan afeksi dan kehidupan seksual yang seimbang.   Afeksi Dalam Pernikahan


Ada banyak variasi cincin yang ada di dunia, dimana setiap cincin tersebut di-buat dari bahan yang ber-aneka-ragam. Tersedianya banyak pilihan cincin pernikahan tentu saja mempermudah para calon pengantin. Salah-satu pilihan bahan yang dapat sangat di-rekomendasi-kan adalah meteorit, meteorit Gibeon.

cincin-cincin dari langit

Gibeon adalah sebutan untuk salah satu tempat di Afrika bagian barat daya, terletak di pesisir samudera Atlantik, tepatnya di sebuah negara yang dikenal dengan nama Republik Namibia. Negeri ini berbatasan dengan Angola dan Zambia di sebelah utara, Botswana di timur, dan Afrika Selatan di selatan. Namibia merdeka dari Afrika Selatan tahun 1990 sehingga menjadi salah satu negara termuda di dunia. Ibu kotanya ialah Windhoek.

Kembali ke Gibeon, daerah ini sangat terkenal dengan sumber daya alam-nya, yaitu meteorit. Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan bumi. Disebut juga meteor setelah menembus atmosfer bumi tetapi belum mencapai permukaan bumi. Meteor merupakan asteroid kecil dari luar angkasa yang tertarik oleh gravitasi Bumi, ketika memasuki atmosfer bumi terjadi gesekan udara di lapisan ionosfer menyebabkan meteor menjadi panas dan terbakar menimbulkan cahaya terang sehingga kadang kala disebut bintang jatuh.

Jika batu meteor sangat besar tidak habis di lapisan udara ionosfer maka akan jatuh sampai ke Bumi yang disebut Meteorit. Di Indonesia, meteorit bisa ditemukan di musium geologi Bandung. Meteorit adalah bahan baku pamor keris yang disukai para Empu. Keris yang mendapat campuran meteorit biasanya ringan namun sangat kuat karena mengandung logam langka, seperti titanium.

Berdasarkan penelitian, meteor terdiri dari tiga jenis, ada yang mengandung logam, berupa batuan, dan campuran keduanya. Logam dalam meteor sama seperti besi dan nikel. Adapun batuan terdiri dari jenis karbon dan silikat. Para ahli memperkirakan meteor yang sampai ke permukaan bumi mengandung campuran logam seperti besi dan nikel yang larut di dalam besi. Meteorit juga mengandung titanium, olivin, piroxin, dan feldspar. Meteorit dengan kandungan titanium merupakan material terbaik dalam pembuatan benda-benda berharga, senjata tradisional atau lainnya, karena sifatnya ringan namun sangat kuat.

Kelebihan utama cincin titanium dari bahan meteorit Gibeon adalah desain pola ukiran unik yang elegan, didukung dengan ketahanan bahan yang tinggi. Kekuatan titanium sama dengan baja, namun beratnya hanya 60 persen dari berat baja dan tahan suhu tinggi, titik lebur titanium mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius. Dr. Gerhard Schmidt dari the University of Mainz, Jerman, menghitung sekitar 160 logam asteroid yang memiliki diameter 20 km, diperkirakan memiliki konsentrasi kandungan logam-logam langka tersebut.

meteorit gibeon

Logam-logam langka yang ditemukan di dalam kerak Bumi tersebut dikenal sebagai Highly Siderophile Elements (HSE). Elemen Siderophile merupakan kelompok logam transisi yang memiliki kerapatan sangat tinggi yang terikat dengan logam besi pada kondisi padat ataupun cair. Kelompok HSE ini terdiri dari rhenium (Re), osmium (Os), iridium (Ir), ruthenium (Ru), rhodium (Rh), platinum (Pt), palladium (Pd) dan emas (Au).

Demikian-lah meteorit-meteorit dari Gibeon tersebut sangat terkenal dan direkomendasikan oleh banyak pihak, bukan saja Empu tapi hampir seluruh pe-kerja seni hingga pe-rupa, digunakan selain untuk menjadi bahan pembuat senjata yang sangat ampuh sampai-dengan juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan perhiasan, termasuklah cincin pernikahan. Sedemikian-hingga terkenalnya kualitas meteorit Gibeon dikarenakan memiliki stabilitas dan pola yang unik, sehingga sebutan untuk meteorit adalah Gibeon dan sebaliknya, menjadi-kan-nya pilihan bahan pembuat cincin nomor wahid.  Cincin Dari Langit


Gaun pengantin pada umumnya sama dengan long-dress atau gaun panjang. Pemindahan lipit-kup sama dengan lipit-kup pada busana bagian badan atas seperti blus atau gaun terusan. Keistimewaan gaun pengantin adalah bahanya yang mewah, berwarna putih bersih atau warna pastel, merah jambu, kuning muda atau warna muda lainnya, tetapi umumnya putih.

ciri desain gaun pengantin

Gaun pengantin selalu dilapisi, ada kalanya bahan tekstil pelapisnya lebih mahal daripada bahan tekstil bagian luar untuk mendapat bentuk silhouette yang diinginkan. Bila hendak membuat gaun pengantin, pada saat mengambil ukuran badan sebaiknya mengenakan bh yang akan dipakai pada hari pernikahan, agar ukuran yang didapat tepat dan sesuai dengan busana dalamnya.

Dibawah ini adalah ciri-ciri desain umum yang terdapat pada gaun pengantin:

  1. Garis pinggang asli diturunkan 4 a 6 cm sehingga bentuk badan menjadi long-torso. Seorang yang memakai pakaian berbentuk long-torso akan kelihatan lebih ramping.
  2. Pemindahan lipit-kup umumnya pada garis hias princses, yang memberi kesan melangsingkan dan menonjolkan sex-appeal atau daya tarik seorang wanita. Garis bentuk leher disesuaikan dengan bentuk wajah.
  3. Garis potongan empire, atau garis hias di bawah payudara sebagai tempat sembunyi pemimdahan lipit-kup asli sering juga dipakai, sebab ini juga menambah daya tarik seorang Wanita.
  4. Silhouette atau garis besar potongan luar busana yang sering dipilih adalah siluet huruf A atau huruf S, melebar di bawah dengan potongan pinggang atau penuh di bagian atas badan dan bawah badan dengan adanya potongan pinggang.
  5. Penambahan hiasan berupa:
    1. Hiasan tekstil monumental, yaitu hiasan yang menonjolkan permukaan bahan yang rata dengan menggunakan payet, remboci, manik-manik, atau tambahan motif kaitan renda atau rajutan.
    2. Hiasan yang dihasilkan dari teknik jahir-menjahit berupa strook lajut berliku-liku –opnaaisel-, lipit-lipit kecil yang dijahit mati, bouillonneren, kerut-kerut pada kiri dan kanan satu lajur dan lain-lain.
    3. Hiasan aplikasi, lekatan atau tempelan dari bahan lain misalnya renda atau pita.
  6. Diadeem atau mahkota, dengan kudung –sluier– dari bahan tula nylon tipis sehingga wajah pengantin masih keliahatan jelas. Bentuk sluier dapat berupa lingkaran, oval atau lonjong, atau segi empat.
  7. Bentuk leher baju umumnya decolite, agak terbuka, bahkan ada bentuk shoulder-off, atau bahu terbuka.
  8. Ciri khas lainnya dari busana pengantin adalah sleep, yaitu ekor tambahan di badan belakang, sleep ini dapat berupa tambahan perpanjangan bawah rok di belakang, dan bila berjalan kain ini diseret-seret. Ekor dapat dibuat sebagai pias tambahan yang panjang, dipasang pada pinggang belakang, atau yang panjang sekali daru bahu belakang, menjuntai jatuhnya pada lantai.

Busana pengantin yang umumnya putih dan terbuat dari bahan yang agak mewah dari polyester atau bahan lain yang sesuai dengan desain. Leher tinggi, bulat dengan desain kerah tegak. Lengan panjang dengan kerut pada bagian kepala, pada ujung lengan sempit. Terdapat potongan garis hias princess, tempat menyembunyikan lipit-kup asli. Pinggang diturunkan di bagian tengah badan, dibuat setali dengan hiasan peplum -tambahan di bawan pinggang dan berakhir di sisi dengan bentuk volant, strook yang diklol atau bentuk lingkar penuh-.

long sleeve wedding dress

Umumya gaun pengantin mempunyai garis potongan princess dari lubah lengan turun ke pinggang, badan bagian tengah depan diberi hiasan teknik menjahit yaitu bouillonneren, dikerut pada kedua tepi, dan di garis princess. Hiasan ini diulang pada bagian lengan yang umumnya pendek.

Bentuk leher decolete, leher besar serupa leher perahu dengan meruncing ditengah muka. Rok dengan bentuk pias dengan hiasan untuk memperjelas garis, dan untuk memberi daya tarik diberi strook. Volant dengan bentuk lingkar penuh dengan konstruksi menurut rok longkar penuh, dengan panduan umum 1/6 garis pias dari pinggang sampai ke bawah. Pada tengah belakang diberi hiasan ekor –sleep– atau tambahan pias yang melangsai.

Bahan tekstil yang cocok adalah bahan yang dapat dikerut, misal berupa crepe, tetapi tidak usah tipis. Mahkota atau diadeem boleh dibuat dari corsage, bunga kain atau yang lain sesuai dengan selera masing-masing. Tula untuk sluier dipilih yang tipis dari bahan nylon supaya tidak mudah kusut. Demikian-lah beberapa ciri umum yang terdapat pada sebuah gaun pengantin.   Ciri Desain Gaun Pengantin


Katakan dengan bunga, ungkapan ini telah mendunia karena sering kali kita dengar dan telah sering dipublikasikan dalam bentuk tindakan sebagai bentuk perhatian serta kasih-sayang kepada seseorang tercinta dan memberi kesan yang mendalam. Umumnya mereka memberikan rangkaian bunga segar atau bunga artifisial yang dibentuk sedemikian rupa hingga tampil indah dan cantik. Bahkan, terkadang sekuntum bunga saja dapat diberikan sebagai bentuk kasih-sayang dan perhatian kepada seseorang.

Wedding Candy

Namun saat ini ungkapan perhatian dan kasih sayang bisa di-rupa-kan dalam bentuk rangkaian permen yang di-tata sedemikian rupa hingga menjadi rangkaian yang unik, menarik dan menakjubkan. Permen bukan lagi monopoli anak-anak, tua-muda juga dimanjakan dengan berbagai bentuk gula-gula (permen) yang telah ada ratusan tahun lamanya ini. Sesuai dengan cita-rasa dan aromanya yang manis, permen dibungkus dalam kemasan yang terlihat begitu menggoda. Warna-warninya meggiurkan, bahkan orang dewasa manapun akan merasa seolah menjelma menjadi anak-anak yang kegirangan karena menemukan surga gula-gula.

Kreativitas memang tidak lepas dari kemauan kita untuk mengubah sesuatu dari yang terlihat biasa saja menjadi sesuatu yang lebih indah dan lebih bermakna. Permen yang notabene mudah di dapat dan murah harganya, banyak pula variasi bentuk dan rasa, tentu merupakan objek yang tepat untuk dijadikan sebagai alternatif pilihan untuk suvenir pernikahan.  Permen dengan wadah bawaan yang menarik akan menjadi daya tambah terhadap desain. Wadah bawaan yang umumnya terbuat dari bahan besi/seng, kertas dan plastik dapat dikemas sedemikian-hingga menjadi purna-rupa akhir dari suvenir pernikahan yang mudah, murah dan tentu-saja menarik.

Katakan Dengan Permen

Sebenarnya rasa manis pada permen penuh dengan makna. Di-Negara Turki ada peribahasa “eat sweet, talk sweet”, hal ini mencerminkan keinginan untuk berbicara tentang hal-hal yang baik, hal-hal menyenangkan dalam hidup, tetapi tidak bisa melakukan seperti tersebut kecuali dengan memakan yang manis-manis, dimana digambarkan selain menyenangi makanan dengan rasa manis, diharapkan hadir juga bersama makanan tersebut suasana dan kata-kata yang manis. Mungkin itu sebabnya dessert dan bermacam gula-gula menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian bangsa Turki. Ada makna simbolik dalam berbagai jenis makanan manis-manis ini dan ditempatkan khusus pada perayaan-perayaan penting seperti perkawinan, khitanan, hari raya, hari kelahiran dan sebagainya.

Demikianlah, setiap orang pasti suka dengan permen ataupun cokelat, tapi akan lebih bermakna dan cantik lagi bila kita mampu merangkai gula-gula tersebut menjadi serangkaian bunga untuk ungkapan kasih, selamat ulangtahun, bahkan sebagai suvenir pernikahan.   Katakan Dengan Permen


Perkawinan

20Mar12

Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar kawin, kata tersebut berasal dari kata jawa-kuno ka-awin atau ka-ahwin yang berarti dibawa, dipikul dan diboyong. Kata ini adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin, selanjut-nya kata tersebut berasal dari kata vini dalam Bahasa Sanskerta.

ke-setimbang-an

ke-setimbang-an

Perkawinan adalah hak setiap manusia dewasa -laki dan perempuan yang telah memenuhi per-syaratan-. Manusia berhak menikah atau tidak menikah. Hak menikah, berkeluarga dan berketurunan merupakan hak asasi manusia yang tidak boleh dikurangi –nonderogable-. Perkawinan haruslah melibatkan dua pihak yang setara -laki dan perempuan- yang dilandaskan atas sebuah akad -perjanjian-, dimana hal ini mempertegas eksistensinya sebagai sebuah transaksi sosial. Penegasan sebagai kontrak sosial ini sangat perlu dalam rangka menghapus pemahaman keliru di-masyarakat bahwa perkawinan itu berarti memiliki, karena sayangnya yang memiliki hanya-lah pihak suami dan bukan pihak istri. Pemahaman yang benar adalah perkawinan mengikat keduanya dalam aturan hukum yang disepakati dan difahami bersama.

Selain itu paradigma yang hidup di-masyarakat memaknai perkawinan sebagai sebuah bentuk ke-pemilikan, dimana menikahi berarti  memiliki. Pemahaman ini membawa kepada relasi yang timpang dalam kehidupan suami-istri. Ketimpangan ini terdengar dari  ungkapan yang sudah baku di-masyarakat, seperti suami menikah -istri dinikahi-, suami memberi nafkah -istri dinafkahi-, suami  membayar mahar -istri menerima mahar-, suami menceraikan -istri diceraikan-, suami merujuk -istri dirujuk-, suami poligami -istri dipoligami-, suami kepala keluarga -istri anggota keluarga dan seterusnya-. Pendek kata, tidak tercermin hubungan kesetaraan suami-istri dalam perkawinan. Tidak mengherankan jika banyak perempuan tidak memiliki posisi tawar dalam perkawinannya. Rumusan defenisi perkawinan secara eksplisit menempatkan perempuan hanya sebagai objek seksual, sebagai barang milik yang berhak di-“nikmati” dan akibat dari objektivikasi tersebut menempatkan kedudukan perempuan menjadi ter-subordinasi, termasuk dalam persoalan hak seksualnya.

Bentukan perkawinan yang ideal seharusnya tegak ber-sendi-kan asas-asas keadilan dan demokratis yang hanya ber-sumber dari  nilai-nilai Agama yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan-nya tiada lain untuk membangun keluarga yang bahagia dan penuh cinta-kasih, melahirkan keturunan-keturunan yang sah -jelas dan tercatat- menurut hukum dan ber-akhlak mulia, perilaku  suami-istri yang santun, terciptanya rasa saling menghargai, saling memahami dan saling melengkapi menuju kebahagiaan abadi  yang hakiki. Untuk itu setiap perkawinan harus-lah dilandasi atas kejujuran niat dan keteguhan komitmen yang jelas dari para pelaku-nya hanya untuk menggapai apa-apa yang diharapkan hadir dari dan dalam perkawinan seperti yang disebutkan, arah-tujuan yang pasti ini sudah pasti menuntut perkawinan yang dilakukan secara sadar, sukarela dan bertanggung-jawab, sama sekali bukan karena suatu keterpaksaan atau sampai-hingga dilakukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafsu-biologis atau tuntutan sosial-budaya –way of life– semata.

Sudut-pandang perkawinan yang didasarkan atas akad yang sifatnya sangat mengikat tentunya hanya dapat dilakukan dalam kondisi sadar oleh pihak laki-laki dan pihak perempuan. Secara tegas tujuan perkawinan yang ber-guna untuk membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan atas kerelaan dan kesepakatan ke-dua belah pihak. Prinsip-prinsip monogami, kerelaan, kesetaraan, ke-adil-an, kemaslahatan, hingga pluralisme dan demokrasi yang tercakup didalamnya sebagai gambaran usaha tunggal untuk mewujudkan kehidupan rumah-tangga yang bahagia dan sejahtera berlandaskan kasih-sayang, serta pasti-nya untuk memenuhi kebutuhan biologis secara legal, sehat, aman, nyaman dan harus bertanggungjawab. Hal-hal inilah yang kemudian merupakan landasan utama dalam penetapan posisi, fungsi-peran dan kedudukan suami-istri serta hak dan kewajiban suami dan istri dalam rumah-tangga.

Hakikat pernikahan ter-tinggi secara indah digambarkan sebagai suatu aktifitas penyatuan kembali pada bentuk asal kemanusiaan yang paling hakiki, yakni diri yang satu -dua menjadi satu-, karena pernikahan pada hakikatnya adalah re-unifikasi antara laki-laki dan perempuan pada tingkatan praktik, setelah didahului re-unifikasi pada tingkatan hakikat yaitu kesamaan asal-usul kejadian umat manusia dari diri yang satu. Secara konkret merupakan hubungan antara kesatuan hakiki sebagai bentuk kesatuan pada level teoritis-idealistis dengan kesatuan praktik -pernikahan- yang tenteram dan penuh kasih-sayang. Dimana ketenteraman dan kasih-sayang ini tidak akan bisa di-rajut manakala salah satu-nya me-negasi-kan dan men-subordinasi-kan yang lain -pasangannya-. Dalam perkawinan seharusnya tidak boleh ada dominasi, baik oleh pihak suami maupun pihak istri. Dominasi sesungguhnya selalu ber-ujung kepada peng-abai-an hak dan eksistensi pasangan. Dan oleh karena itu jika unsur dominasi bisa di-eliminasi dalam relasi suami-istri, maka yang tersisa adalah hubungan yang ber-keadilan dan penuh kasih-sayang.

Keberpasangan yang menjadi hakikat manusia seharusnya telah menjelaskan gambaran re-unifikasi laki-laki dan perempuan, dimana  keberpasangan seharusnya membawa ke-arah usaha-usaha harmonisasi dua peran dan fungsi dari masing-masing pasangan. Perbedaan peran dan fungsi ini haruslah dilandasi atas asas-asas keadilan sebagaimana yang telah disebutkan, inti bagaimana mencapai  tahap harmonis dimana kesetimbangan keberpasangan yang menjadi satu adalah puncak dari perkawinan. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing pasangan bukanlah alasan untuk ada-nya suatu dominasi, karena dominasi lahir dari ketidak-mampuan salah-satu pasangan untuk melaksanakan fungsi-peran dan tanggungjawab yang di-emban-nya baik secara pemahaman dan atau penerapan, dimana hal ini sudah pasti mengarah kepada ke-tidak harmonisan kehidupan perkawinan. Hal ini yang menjadi tantangan utama bagi sebuah perkawinan yang bahagia, kemampuan untuk melaksanakan fungsi-peran dan tanggungjawab yang dimiliki pasangan dan men-sinergi-kan dengan fungsi-peran dan tangungg-jawab pasangannya. Ke-setimbang-an dan harmonisasi dari ke-berpasangan inilah yang disebut sebagai hasil dari penerapan asas-asas kesetaraan dan keadilan yang dituntut ada dari dan dalam perkawinan yang bahagia.   Perkawinan

 


Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat, tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnya-pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersih-kan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil men-cerita-kan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih kuliah.

Pada suatu hari, saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata : “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung ber-linang.

Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian“. Si Sulung melanjutkan per-mohonan-nya.

Anak-anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian, kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, mereka-pun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan mereka-pun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa, disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuan-pun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu. Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.” Sambil me-nangis.   Sehatpun Belum Tentu Saya Mencari Penggantinya Apalagi Dia Sakit